Menulis skripsi adalah perjalanan panjang yang penuh perjuangan. Mulai dari mencari ide, melakukan penelitian, menganalisis data, hingga menulis laporan akhir. Namun, ada satu hal yang sering dianggap sepele, padahal sangat penting: pedoman penulisan skripsi. Pedoman ini berisi aturan tentang format, struktur, gaya penulisan, dan referensi yang harus diikuti selama proses penulisan skripsi. Mengabaikan pedoman skripsi atau hanya menganggapnya sebagai formalitas bisa berisiko menunda kelulusanmu, karena banyak hal yang bisa salah jika tidak mengikuti aturan yang ada.
Banyak mahasiswa mengalami masalah karena skripsinya tidak sesuai dengan pedoman yang ditentukan oleh kampus atau lembaga. Akibatnya, revisi berkali-kali, sidang tertunda, dan bahkan ada yang terpaksa memperbaiki skripsinya dari awal. Hal ini tentu sangat menyakitkan dan bisa menambah beban psikologis. Tapi sebenarnya, semua ini bisa dihindari jika dari awal kita benar-benar paham dan mengikuti pedoman penulisan yang berlaku. Artikel ini akan membahas mengapa pedoman skripsi itu sangat penting, kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi, dampak dari kesalahan tersebut, serta tips praktis untuk memastikan skripsimu sesuai dengan pedoman dari awal hingga akhir, sehingga Anda bisa menyelesaikan tugas akhir dengan lebih lancar dan tepat waktu.
Baca Juga: Cara mencari judul, membuat judul, contoh judul, cara menanggapi saran atau kritikan dalam skripsi
Apa Itu Pedoman Penulisan Skripsi?
Setiap kampus biasanya memiliki pedoman penulisan skripsi yang mengatur semua hal teknis tentang skripsi, mulai dari ukuran dan jenis font, spasi dan margin, cara penulisan daftar pustaka, format bab dan subbab, penomoran halaman, aturan sitasi, dan banyak lagi. Pedoman ini dibuat agar semua skripsi memiliki standar yang sama dan memudahkan penilaian dosen penguji. Jika skripsi tidak sesuai pedoman, dosen bisa langsung menilai bahwa Anda kurang teliti atau kurang serius mengerjakannya, yang dapat mempengaruhi penilaian dan kelulusan.
Kenapa Skripsi Harus Sesuai Pedoman?
Mungkin Anda bertanya-tanya, “Bukannya yang penting itu isi skripsinya?”
Memang, isi sangat penting. Tapi dalam dunia akademik, teknis penulisan juga tidak kalah penting. Ada beberapa alasan kenapa Anda harus mengikuti pedoman:
- Menunjukkan Kedisiplinan
Mengikuti pedoman berarti Anda menghormati aturan akademik. Ini menunjukkan bahwa Anda teliti, serius, dan disiplin.
- Memudahkan Proses Revisi
Dosen pembimbing dan penguji punya banyak skripsi yang harus mereka periksa. Kalau formatmu sudah rapi dan sesuai pedoman, proses revisi jadi lebih cepat dan ringan.
- Menghindari Penundaan Sidang
Kalau skripsi tidak sesuai pedoman, bisa jadi Anda harus memperbaiki dulu sebelum boleh mendaftar sidang. Ini jelas membuang waktu.
- Profesionalisme Akademik
Skripsi adalah karya ilmiah pertamamu. Kalau dari awal sudah salah teknis, bagaimana dosen percaya bahwa analisis dan metodologi benar?
Kesalahan Umum: Skripsi Tidak Sesuai Pedoman
Berikut ini kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam skripsi:
- Format Penulisan Berantakan
Penggunaan format yang salah dalam penulisan skripsi bisa berakibat fatal. Misalnya, menggunakan font yang tidak sesuai, seperti Calibri padahal harusnya Times New Roman. Begitu juga dengan ukuran font yang tidak sesuai, seperti menggunakan ukuran 14 untuk bab besar padahal seharusnya ukuran font 12. Selain itu, spasi yang tidak sesuai dengan ketentuan, seperti tidak menggunakan spasi 1,5 atau 2,0 sesuai yang diwajibkan, juga bisa menjadi masalah. Margin yang salah, seperti margin kiri 4 cm dan kanan 3 cm sesuai pedoman, namun mahasiswa justru menggunakan margin 2,5 cm di semua sisi, bisa membuat skripsi langsung ditolak.
- Struktur Bab Tidak Sesuai
Biasanya, pedoman sudah menentukan urutan bab dalam skripsi, seperti BAB I: Pendahuluan, BAB II: Tinjauan Pustaka, BAB III: Metode Penelitian, BAB IV: Hasil dan Pembahasan, dan BAB V: Kesimpulan dan Saran. Namun, seringkali mahasiswa menulis tanpa memperhatikan urutan yang benar, misalnya langsung melompat dari BAB II ke BAB IV atau tidak memisahkan subbab dengan benar. Hal ini dapat membingungkan pembaca dan mengurangi kualitas struktur skripsi.
- Penulisan Daftar Pustaka Salah
Ini adalah salah satu kesalahan yang paling sering terjadi dalam penulisan skripsi. Daftar pustaka sering kali tidak konsisten, menggunakan format yang salah, menulis sumber yang tidak pernah dikutip dalam teks, atau bahkan salah urutan abjad. Kesalahan-kesalahan ini dapat merusak kredibilitas skripsi dan menunjukkan kurangnya perhatian terhadap detail.
- Sitasi Tidak Sesuai
Dalam teks, kutipan harus sesuai dengan format yang ditentukan, seperti (Nama, Tahun). Namun, banyak yang melakukan kesalahan seperti tidak menulis tahun, menulis nama lengkap dalam kutipan, atau tidak mencantumkan halaman untuk kutipan langsung. Kesalahan-kesalahan ini bisa mengurangi keakuratan dan kejelasan referensi dalam skripsi.
- Penomoran Halaman Salah
Pedoman biasanya mengatur bahwa halaman awal, seperti abstrak, kata pengantar, dan daftar isi, memakai angka romawi kecil (i, ii, iii), sementara bab utama mulai lagi dari angka 1 (1, 2, 3). Namun, seringkali ditemukan kesalahan di mana dari awal hingga akhir, mahasiswa hanya menggunakan angka biasa atau bahkan tidak menomori halaman sama sekali. Kesalahan ini bisa membuat skripsi terlihat tidak teratur dan tidak mengikuti pedoman yang telah ditetapkan.
- Lampiran Tidak Rapi
Lampiran adalah bagian penting dalam skripsi, terutama jika Anda memiliki kuesioner, wawancara, atau data tambahan. Namun, banyak mahasiswa yang membuat kesalahan dengan tidak menyertakan daftar lampiran, membuat lampiran tanpa keterangan, atau menyusun lampiran secara tidak urut. Kesalahan-kesalahan ini dapat membuat skripsi terlihat tidak terorganisir dan sulit untuk dipahami oleh pembaca.
- Bahasa Tidak Sesuai EYD
Pedoman seringkali mensyaratkan penggunaan Bahasa Indonesia baku. Banyak skripsi malah penuh dengan bahasa tidak formal, typo, atau kalimat yang bertele-tele.
Dampak Skripsi Tidak Sesuai Pedoman
Mungkin Anda berpikir, “dosen kan bisa mengerti kalau sedikit beda?” Sayangnya, dalam dunia akademik, sedikit salah tetap salah. Ini beberapa dampaknya:
- Waktu Revisi Jadi Lebih Lama
Kalau format salah, Anda harus memperbaiki semua. Bayangkan kalau ada ratusan halaman!
- Biaya Tambahan
Beberapa kampus memberlakukan denda kalau terlambat sidang. Atau Anda harus cetak ulang skripsi berulang kali.
- Stres dan Tekanan Mental
Bayangkan saat teman-teman sudah sidang, Anda masih berkutat memperbaiki margin dan daftar pustaka. Ini bisa membuatmu stres berat.
- Citra Diri di Mata Dosen
Dosen bisa menganggapmu kurang serius, ceroboh, atau bahkan malas.
Kenapa Banyak Skripsi Tidak Sesuai Pedoman?
Beberapa alasan umum kenapa mahasiswa sering keliru dalam format skripsi adalah karena tidak membaca pedoman, bahkan banyak yang tak pernah membuka dokumen panduan skripsi sama sekali. Selain itu, banyak yang mengandalkan contoh lama dari kakak tingkat dengan asumsi pasti benar, padahal pedoman bisa saja berubah setiap tahun. Kesalahan lain adalah terlalu terburu-buru, terlalu fokus menyelesaikan isi hingga menunda pengecekan teknis sampai akhir, serta malas memperhatikan detail karena merasa format itu tidak sepenting penelitian yang dilakukan.
Tips Agar Skripsi Sesuai Pedoman
Biar tidak jatuh di lubang yang sama, ini tips praktis buatAnda:
- Baca Pedoman Sampai Habis
Luangkan waktu 1-2 jam untuk benar-benar membaca pedoman skripsi kampusmu. Tandai bagian penting.
- Buat Checklist Penulisan
Buat daftar poin-poin teknis yang harus dipenuhi:
– Margin
– Font
– Spasi
– Struktur bab
– Penomoran halaman
– Format daftar pustaka
Checklist ini sangat membantu saat finalisasi.
- Ikuti Template Resmi
Kalau kampus menyediakan template, gunakan! Ini sudah disesuaikan dengan pedoman. Jangan buat format sendiri.
- Cek Berkala, Bukan di Akhir Saja
Setiap kali selesai satu bab, langsung cek formatnya. Jangan tunggu semua bab selesai baru periksa.
- Tanyakan ke Dosen Pembimbing
Kalau ada yang kurang yakin soal format, langsung tanya. Jangan berasumsi sendiri
- Gunakan Software Pendukung
Gunakan Microsoft Word dengan fitur Styles untuk format heading dan subheading. Ini memudahkan pengaturan otomatis. Gunakan juga aplikasi referensi seperti Mendeley atau Zotero untuk urusan daftar pustaka.
- Minta Bantuan Teman atau Editor
Kalau perlu, minta teman yang teliti untuk bantu cek. Atau, beberapa kampus menyediakan layanan editor akademik.
Studi Kasus: Gara-Gara Margin 1 cm
Seorang mahasiswa sudah menulis skripsi setebal 150 halaman dengan isi dan analisis yang luar biasa, namun saat mendaftar sidang, skripsinya ditolak. Penyebabnya sederhana: margin kiri yang seharusnya 4 cm, ia buat menjadi 3 cm. Karena kesalahan margin ini, seluruh halaman skripsinya harus diperbaiki, yang akhirnya membuatnya terlambat sidang satu bulan dan baru bisa wisuda di periode berikutnya. Dari kejadian ini, kita bisa belajar bahwa hal kecil seperti pengaturan margin bisa membawa dampak besar.
Kesimpulan
Mengerjakan skripsi memang berat, tapi jangan sampai kerja kerasmu sia-sia hanya karena skripsi tidak sesuai pedoman. Ingat, pedoman itu bukan sekadar aturan kaku, melainkan panduan agar skripsimu diakui, dihargai, dan dinilai secara profesional. Mulailah dari sekarang dengan membaca pedoman dengan serius, mengecek format setiap bab, dan menjaga konsistensi dari awal hingga akhir. Percaya deh, sedikit usaha ekstra seperti ini akan menyelamatkanmu dari revisi tak berujung dan stres menjelang sidang. Semangat terus berjuang menyelesaikan skripsi, karena satu langkah kecil dalam urusan format bisa membawa Anda lebih dekat ke hari wisuda.
Bagi Anda yang sedang menghadapi tantangan dalam menyusun skripsi atau penelitian di bidang pendidikan, kami menyediakan jasa pembuatan skripsi yang profesional dan terpercaya. Dapatkan bimbingan terbaik untuk memastikan skripsi Anda berkualitas dan sesuai dengan standar akademik. Hubungi Skripsi Malang sekarang untuk konsultasi dan bantuan lebih lanjut!
Penulis: Ani Fitriya Ulfa