Memahami Research Gap Skripsi dan Cara Merumuskannya

Research gap skripsi adalah celah atau kekosongan penelitian yang belum banyak dibahas oleh peneliti sebelumnya. Keberadaan research gap menjadi alasan kenapa penelitian perlu dilakukan. Mahasiswa seringkali merasa kesulitan menemukan bagaimana cara menentukan gap ini, karena perlu memahami tidak hanya teori, tetapi juga membaca berbagai penelitian terdahulu. Research gap bukan sekadar “belum ada yang meneliti”, tetapi dapat berupa sudut pandang baru, lokasi berbeda, objek berbeda, metode yang belum diterapkan, atau hasil penelitian yang bertentangan.

Memahami research gap berarti memahami alur perkembangan pengetahuan pada topik tertentu. Mahasiswa perlu melihat bagaimana topik tersebut telah diteliti sebelumnya, lalu menemukan celah untuk dikembangkan. Proses ini membutuhkan kesabaran, namun sangat membantu membuat skripsi lebih fokus dan tidak sekadar mengulang penelitian orang lain.

Dalam dunia akademik, research gap memberikan kontribusi penting. Tanpa gap, skripsi hanya menjadi karya yang meniru. Namun dengan gap yang jelas, skripsi memiliki nilai ilmiah, berperan membantu pengembangan teori, dan relevan dengan konteks masa kini. Oleh karena itu, dosen pembimbing sering menekankan keharusan menemukan gap secara tepat.

Selain itu, keberadaan research gap membantu memperjelas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Hal ini karena gap akan menunjukkan aspek yang belum dijelaskan sehingga penelitian memiliki arah yang jelas. Dengan demikian, proses penyusunan skripsi akan menjadi lebih terstruktur dan tidak membingungkan.

Akhirnya, research gap bukan sekadar syarat formal, tetapi inti dari alasan kenapa skripsi dilakukan. Mahasiswa yang memahami hal ini akan lebih mudah membangun argumen penelitian yang kuat dan meyakinkan penguji ketika sidang skripsi.

Baca Juga: Quotes untuk Motto Skripsi: Makna, Contoh, dan Cara Memilihnya

Jenis-Jenis Research Gap yang Umum Ditemukan dalam Skripsi

Terdapat beberapa jenis research gap yang biasa muncul dalam penelitian mahasiswa. Jenis pertama adalah gap berupa keterbatasan metode. Misalnya penelitian sebelumnya menggunakan metode kualitatif, sehingga penelitian baru bisa mencoba pendekatan kuantitatif untuk melihat hasil perbandingan. Cara ini memberikan kontribusi dari sisi metode yang lebih kaya.

Jenis kedua adalah gap dari sisi objek atau subjek penelitian. Penelitian yang dilakukan pada sekolah kota bisa dikembangkan dengan objek sekolah desa. Contoh lain: penelitian pada siswa SMA diperluas menjadi siswa SMP. Perubahan objek dapat menghadirkan data baru yang relevan dan tidak sekadar mengulang karya sebelumnya.

Jenis berikutnya adalah gap lokasi penelitian. Meski topik sama, perbedaan lokasi dapat menghasilkan fenomena berbeda karena persepsi, kultur, atau kondisi lingkungan yang tidak sama. Oleh karena itu, mahasiswa sering memilih lokasi yang kontekstual dengan tempat mereka belajar atau tinggal.

Jenis keempat adalah gap hasil penelitian yang berbeda atau bertentangan. Ketika dua penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, itu membuka kesempatan untuk penelitian baru guna mencari penjelasan. Ini sering menjadi gap yang paling kuat karena memiliki dasar ilmiah yang jelas.

Terakhir, gap dapat muncul dari perkembangan zaman. Penelitian yang dilakukan lima atau sepuluh tahun lalu mungkin sudah tidak relevan lagi. Perubahan teknologi, pola perilaku, dan lingkungan sosial membuat penelitian perlu diperbarui. Dengan demikian, gap dari segi relevansi waktu juga menjadi landasan skripsi yang sah.

Caroi0a Menemukan Research Gap melalui Studi Pustaka

Dalam menentukan research gap skripsi, studi pustaka adalah langkah utama. Mahasiswa perlu membaca dan membandingkan penelitian sebelumnya. Berikut langkah yang dapat dilakukan:

Langkah pertama adalah menyusun daftar penelitian terdahulu yang relevan. Bacalah jurnal nasional, jurnal internasional, prosiding, dan skripsi pada topik yang sama. Semakin banyak referensi, semakin mudah menemukan perbedaannya.

Langkah kedua adalah membandingkan aspek-aspek penting seperti variabel, metode, subjek, dan hasil penelitian. Dari sini dapat terlihat letak celah penelitian.
Contoh aspek yang dibandingkan:

  • Variabel yang digunakan

  • Metode penelitian (kualitatif/kuantitatif/campuran)

  • Teknik pengumpulan data

  • Lokasi dan subjek penelitian

  • Hasil dan rekomendasi penelitian

Langkah ketiga adalah mencatat kalimat “keterbatasan penelitian” yang biasanya ditulis oleh peneliti sebelumnya. Hampir semua jurnal mencantumkan keterbatasan ini, dan di situlah gap paling jelas dapat ditemukan.

Langkah keempat adalah merumuskan gap dalam bentuk kalimat argumentatif. Gap tidak boleh hanya ditulis “penelitian ini berbeda dari penelitian X”, melainkan menjelaskan mengapa perbedaan itu penting dikaji.

Jasa konsultasi skripsi

Kesalahan Umum dalam Menentukan Research Gap

Meskipun tampak sederhana, banyak mahasiswa melakukan kesalahan saat merumuskan gap penelitian. Berikut penjelahannya:

Kesalahan pertama adalah hanya menyebut “belum ada penelitian sebelumnya”, tanpa bukti literatur. Ini membuat skripsi dianggap lemah secara ilmiah. Selalu sertakan bukti dari jurnal atau penelitian terdahulu.

Kesalahan kedua adalah memilih gap yang tidak relevan dengan topik utama. Penelitian harus fokus, bukan sekadar berbeda demi terlihat baru.
Contoh kesalahan umum:

  • Gap tidak didukung referensi

  • Gap terlalu melebar dan tidak spesifik

  • Gap hanya perubahan lokasi tanpa alasan ilmiah

  • Gap tidak berkaitan dengan teori yang digunakan

  • Gap muncul karena kurang referensi, bukan karena celah ilmiah

Kesalahan ketiga adalah salah memahami gap sebagai inovasi total. Skripsi tidak harus benar-benar baru, cukup mengembangkan penelitian yang sudah ada.

Pentingnya Research Gap dalam Membentuk Konstribusi Ilmiah

Research gap sangat penting karena menjadi dasar argumen mengapa penelitian perlu dilakukan. Dengan adanya gap, mahasiswa memiliki justifikasi kuat dalam menentukan arah penelitian. Gap membantu menjawab pertanyaan paling mendasar: “Apa yang hendak dibahas dan mengapa penting dibahas sekarang?”

Selain itu, research gap berfungsi sebagai fondasi untuk perumusan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan batasan penelitian. Misalnya, jika gap terletak pada metode, maka tujuan penelitian dapat diarahkan untuk memberikan perspektif pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, penelitian menjadi jelas dan tidak meluas ke mana-mana.

Lebih jauh, keberadaan gap membuat skripsi memberikan kontribusi bagi pengembangan teori atau praktik. Skripsi bukan hanya syarat kelulusan, tetapi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan research gap yang jelas, penelitian mahasiswa akan memiliki nilai akademik yang lebih kuat.

Baca Juga: Quasi Eksperimen dalam Skripsi: Konsep dan Penerapannya

Kesimpulan

Research gap skripsi adalah bagian penting dalam penyusunan skripsi yang berfungsi sebagai alasan ilmiah mengapa penelitian perlu dilakukan. Gap dapat ditemukan melalui perbandingan penelitian terdahulu, identifikasi keterbatasan penelitian sebelumnya, serta perubahan konteks sosial atau teknologi. Dengan pemahaman yang tepat, mahasiswa dapat menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian secara terarah, menghasilkan karya ilmiah yang orisinal dan bermanfaat. Oleh karena itu, menemukan, memahami, dan merumuskan research gap merupakan langkah fundamental dalam proses penyusunan skripsi.

Ketahui lebih banyak informasi terbaru dan terlengkap mengenai skripsi dengan mengikuti terus artikel dari Skripsi Malang. Dapatkan juga bimbingan eksklusif untuk skripsi dan tugas akhir bagi Anda yang sedang menghadapi masalah dalam penyusunan skripsi dengan menghubungi Admin Skripsi Malang sekarang juga! Konsultasikan kesulitan Anda dan raih kelulusan studi lebih cepat.

This will close in 20 seconds