Composite reliability menjadi salah satu indikator penting dalam pengukuran reliabilitas konstruk pada Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Ketika mahasiswa skripsi menggunakan SmartPLS, bagian ini selalu muncul dalam output dan sering membuat bingung, terutama saat harus menjelaskan nilainya di bab hasil. Agar lebih mudah dipahami, composite reliability dapat dianggap sebagai ukuran seberapa konsisten indikator-indikator dalam merefleksikan suatu variabel laten.

Melihat cara kerjanya, composite reliability tidak hanya menilai stabilitas data, tetapi juga memeriksa seberapa kuat indikator saling berhubungan dalam mengukur konsep yang sama. Nilai yang lebih tinggi umumnya menunjukkan kualitas instrumen yang lebih baik. Oleh sebab itu, penjelasannya menjadi bagian penting saat menyusun skripsi yang berbasis kuantitatif.

Perlu diketahui bahwa composite reliability memiliki kelebihan dibanding Cronbach Alpha, karena perhitungan bobot indikator yang lebih fleksibel. Inilah mengapa banyak peneliti memilih PLS-SEM, terutama ketika indikator tidak identik atau ketika ukuran sampel tidak terlalu besar. Pemahaman yang baik mengenai konsep ini akan membuat diskusi hasil penelitian jauh lebih kuat.

Dalam laporan skripsi, composite reliability biasanya diletakkan pada bagian outer model evaluation. Penelitian dengan pendekatan SmartPLS tidak dianggap valid jika reliabilitasnya belum memenuhi batas kelayakan. Karena itu, mahasiswa harus mampu menjelaskan nilai tersebut dengan tepat dan logis.

Baca Juga: Penerapan Value Engineering dalam Skripsi Teknik

Nilai Batas Composite Reliability dan Kriteria Kelayakan

Composite reliability memiliki standar nilai tertentu yang digunakan sebagai acuan. Banyak peneliti menyarankan bahwa nilai minimal adalah 0,7 untuk menunjukkan reliabilitas yang memadai. Namun, dalam kondisi eksplorasi atau penelitian awal, nilai 0,6 masih dapat diterima. Sementara nilai di atas 0,95 justru tidak ideal karena menandakan indikator terlalu mirip atau redundan.

Pemahaman mengenai nilai batas ini akan membantu mahasiswa menentukan apakah konstruk yang dianalisis sudah layak digunakan pada tahap berikutnya. Ketika nilai berada di antara 0,7 hingga 0,9, reliabilitas dapat dikatakan baik dan konsisten. Nilai yang stabil juga memperkuat kesimpulan bahwa kuesioner yang digunakan berhasil menangkap konsep yang tepat.

Jika nilai terlalu rendah, mahasiswa harus melakukan evaluasi ulang terhadap indikator. Misalnya, apakah ada pernyataan yang ambigu, terlalu mirip, atau tidak representatif. Revisi item kuesioner merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki reliabilitas.

Sedangkan nilai terlalu tinggi dapat menandakan ada masalah lain, seperti indikator yang saling meniru. Kondisi ini membuat model menjadi kurang variatif dan justru melemahkan analisis. Karena itu, mahasiswa harus memiliki pemahaman kritis terhadap nilai yang muncul.

Dengan mengetahui batasan tersebut, mahasiswa tidak hanya menyajikan nilai composite reliability semata, tetapi juga mampu memberikan interpretasi yang akademis, mendalam, dan logis sesuai standar penelitian.

Fungsi Composite Reliability dalam Evaluasi Model

Composite reliability memiliki peran vital dalam pengujian model PLS-SEM. Bagian ini memberikan gambaran tentang kualitas variabel laten beserta indikatornya. Tanpa penilaian reliabilitas yang kuat, hasil penelitian bisa dianggap kurang kredibel karena tidak memenuhi standar metodologi.

Beberapa fungsi utamanya adalah:

• Menilai konsistensi internal indikator.

• Mengidentifikasi apakah variabel laten benar-benar merepresentasikan data.

• Membantu menentukan apakah model layak dilanjutkan ke tahap structural model.

• Menjadi dasar untuk memutuskan apakah indikator harus dihapus atau dipertahankan.

• Mendukung validitas konstruk secara keseluruhan.

Fungsi-fungsi tersebut menjadikan composite reliability sebagai bagian penting yang tidak boleh dilewati. Pada banyak skripsi, nilai reliabilitas menjadi bukti bahwa peneliti memahami struktur instrumen yang digunakan.

Penjelasan yang tepat mengenai fungsi ini akan memberikan kesan profesional dan memperkuat kualitas analisis. Ketika dosen penguji melihat pemahaman yang baik, proses sidang skripsi biasanya berjalan lebih lancar.

Cara Membaca Output Composite Reliability di SmartPLS

Untuk membaca output composite reliability di SmartPLS, mahasiswa harus memahami tata letak hasil program. Bagian ini biasanya berada pada tabel Construct Reliability and Validity. Dalam tabel tersebut, nilai composite reliability muncul berdampingan dengan Cronbach Alpha dan Average Variance Extracted (AVE).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

• Pastikan nilai berada di atas 0,7 untuk konsistensi yang baik.

• Cocokkan nilai composite reliability dengan AVE untuk memastikan konstruk valid.

• Periksa indikator-indikator penyusunnya apakah sudah memadai.

• Perhatikan catatan jika ada indikator yang memiliki loading factor terlalu rendah.

• Pastikan tidak ada nilai ekstrem yang menunjukkan redundansi indikator.

Dengan pembacaan yang tepat, mahasiswa dapat menyusun narasi yang kuat untuk bab hasil dan pembahasan. Penjelasan yang runtut juga memudahkan penguji memahami arah analisis.

Selain itu, mahasiswa perlu menggunakan kalimat yang jelas saat menuliskan interpretasi di laporan. Penggunaan bahasa yang terlalu teknis tanpa penjelasan dapat membingungkan pembaca. Kombinasi antara data, logika, dan contoh akan menghasilkan pembahasan yang komprehensif.

Membaca output SmartPLS sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan jika mahasiswa memahami hubungan antar variabel. Oleh karena itu, pemahaman ini penting sebelum masuk ke analisis lebih jauh.

Penyebab Composite Reliability Rendah dan Solusi Perbaikannya

Nilai composite reliability rendah biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan kualitas indikator. Kondisi ini sering membuat mahasiswa bingung, terutama jika kuesioner sudah disusun dengan hati-hati. Faktor-faktor penyebab umumnya dapat diantisipasi dengan pengecekan yang lebih teliti terhadap instrumen.

Beberapa penyebab umumnya:

• Indikator tidak relevan dengan konstruk.

• Pernyataan terlalu ambigu atau sulit dipahami responden.

• Tekstur bahasa tidak sesuai konteks penelitian.

• Indikator memiliki korelasi rendah satu sama lain.

• Perbedaan interpretasi antar responden.

Untuk memperbaikinya, mahasiswa dapat melakukan revisi terhadap item kuesioner atau menghapus indikator tertentu. Langkah ini bertujuan meningkatkan konsistensi instrumen. Proses revisi dapat dilakukan dengan memeriksa outer loading dan validitas isi.

Selain revisi, mahasiswa juga dapat melakukan uji coba instrumen ulang agar memperoleh data yang lebih stabil. Hasil yang lebih baik akan meningkatkan reliabilitas dan memperkuat temuan penelitian. Model yang baik selalu didukung oleh instrumen yang berkualitas.

Dengan demikian, memahami penyebab dan solusinya akan memudahkan mahasiswa menyelesaikan skripsinya. Langkah-langkah ini juga akan meningkatkan kualitas laporan secara keseluruhan.

Baca Juga: Skripsi Teologi dan Langkah-Langkah Penyusunannya

Kesimpulan

Composite reliability SmartPLS adalah indikator penting dalam menilai konsistensi internal variabel laten. Nilai ini membantu memastikan bahwa indikator mampu merepresentasikan konstruk secara akurat. Pemahaman mendalam mengenai batas nilai, fungsi, cara membaca hasil, serta cara memperbaiki nilai rendah sangat diperlukan bagi mahasiswa yang menggunakan PLS-SEM.

Dengan penjelasan yang tepat, mahasiswa dapat menyusun laporan skripsi yang lebih kuat, meyakinkan, dan mudah dipahami oleh penguji. Composite reliability bukan sekadar angka, tetapi gambaran kualitas instrumen penelitian yang mendukung keabsahan seluruh model analisis.

Ketahui lebih banyak informasi terbaru dan terlengkap mengenai skripsi dengan mengikuti terus artikel dari Skripsi Malang. Dapatkan juga bimbingan eksklusif untuk skripsi dan tugas akhir bagi Anda yang sedang menghadapi masalah dalam penyusunan skripsi dengan menghubungi Admin Skripsi Malang sekarang juga! Konsultasikan kesulitan Anda dan raih kelulusan studi lebih cepat.