Cara Membuat Model Penelitian di SmartPLS

Membuat model penelitian di SmartPLS adalah langkah pertama dan paling penting sebelum melakukan analisis SEM-PLS. SmartPLS bekerja dengan dua struktur utama, yaitu model pengukuran dan model struktural, sehingga peneliti harus memahami fondasi konsepnya terlebih dahulu. Pada tahap ini, peneliti menentukan variabel apa yang diteliti, bagaimana hubungan antar variabel, serta indikator apa saja yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Tanpa konsep dasar yang jelas, model yang dibuat bisa berantakan dan menghasilkan kesalahan analisis yang fatal.

Konsep desain model penelitian juga harus sesuai teori yang digunakan. Peneliti perlu menyusun variabel laten berdasarkan landasan teoretis agar tidak menimbulkan bias. Teori membantu menentukan apakah sebuah variabel bersifat reflektif atau formatif, serta bagaimana hubungan antar variabel seharusnya disusun dalam model penelitian. Model yang didasarkan pada teori akan lebih solid, mudah dijustifikasi, dan diterima penguji akademik.

Selain itu, peneliti harus memahami batasan dari SmartPLS. SmartPLS lebih cocok digunakan pada penelitian prediktif, eksploratif, atau ketika data tidak memenuhi asumsi normalitas. Dengan pemahaman ini, peneliti dapat membuat model penelitian yang realistis serta sesuai kebutuhan analisis.

Baca Juga: Uji Validitas Penelitian SmartPLS dalam Analisis PLS-SEM

Menentukan Variabel dan Indikator dalam Model Penelitian

Langkah berikutnya adalah menentukan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Peneliti biasanya memiliki variabel independen, dependen, mediasi, dan moderasi sesuai kebutuhan model. Setiap variabel laten harus memiliki indikator yang mendukungnya. Indikator digunakan untuk mengukur variabel tertentu berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Semakin kuat indikator yang digunakan, semakin baik kualitas konstruk yang dapat diuji dalam SmartPLS.

Indikator variabel biasanya diambil dari kuesioner penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus mengembangkan instrumen yang valid sejak awal. Selain itu, indikator dapat berupa item pernyataan yang diambil dari jurnal penelitian terdahulu, sehingga memiliki dasar teoretis yang jelas. Dengan indikator yang tepat, model penelitian akan lebih stabil dan menghasilkan hasil analisis yang valid.

Dalam menentukan indikator, peneliti harus memutuskan apakah indikator bersifat reflektif atau formatif. Pada model reflektif, indikator dianggap mencerminkan variabel laten. Sedangkan pada model formatif, indikator dianggap membentuk variabel laten. Pembedaan ini penting karena akan memengaruhi cara analisis dilakukan, terutama dalam tahap validitas dan reliabilitas.

Menyusun Model Penelitian di Tampilan SmartPLS

Setelah variabel dan indikator jelas, peneliti dapat mulai menyusun model penelitian langsung di SmartPLS. Proses ini dilakukan melalui antarmuka grafis yang mudah dipahami, sehingga pengguna dapat menarik variabel, memberi nama konstruk, hingga menghubungkan indikator dengan variabel laten.

Menyusun model penelitian biasanya dimulai dengan menambahkan konstruk (variabel laten). Setelah itu, peneliti menambahkan indikator di bawah setiap konstruk sesuai instrumen penelitian. Pengaturan arah hubungan antarkonstruk juga merupakan bagian penting. Jika variabel X memengaruhi Y, maka panah dibuat dari X menuju Y.

Pada tahap ini, peneliti harus memastikan apakah model termasuk mediasi, moderasi, atau model hubungan langsung. Penyusunan model yang benar sejak awal akan mengurangi risiko kesalahan analisis. Selain itu, SmartPLS memungkinkan peneliti menata ulang posisi variabel agar tampilan diagram lebih rapi dan mudah dibaca.

Berikut beberapa langkah penyusunan model:

Langkah Umum dalam Menyusun Model

  • Menambahkan konstruk laten ke dalam workspace.

  • Menambahkan indikator sesuai variabel yang diukur.

  • Menghubungkan indikator ke konstruk laten.

  • Menentukan arah hubungan antar variabel.

  • Merapikan tampilan diagram agar mudah dipahami.

Setelah model selesai disusun, peneliti dapat menyimpan file project sebagai cadangan untuk meminimalkan risiko kehilangan data.

Jasa konsultasi skripsi

Pengujian Kelayakan Model Penelitian

Model yang sudah dibuat harus diuji kelayakannya sebelum digunakan untuk analisis lebih lanjut. Pengujian ini mencakup dua bagian besar: uji validitas dan reliabilitas. Tahap pertama yang diperiksa adalah outer model atau model pengukuran. Pada bagian ini, indikator diuji untuk mengetahui apakah mereka mengukur variabel laten secara akurat. SmartPLS menyediakan output seperti loading factor, Average Variance Extracted (AVE), dan composite reliability untuk menilai kualitas indikator.

Jika indikator tidak memenuhi syarat, peneliti harus mempertimbangkan untuk menghapus atau memperbaiki instrumen. Validitas konvergen dan diskriminan juga diuji pada tahap ini. Jika hasil uji tidak memuaskan, maka model belum layak digunakan. Setelah outer model dinyatakan valid dan reliabel, peneliti dapat melanjutkan ke uji inner model.

Inner model menilai hubungan antar variabel laten. Pada tahap ini, SmartPLS memberikan informasi berupa path coefficient, nilai T-statistics, R-square, dan effect size. Semua indikator ini membantu peneliti untuk melihat apakah model penelitian memiliki kemampuan prediktif yang baik dan apakah variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan pengujian kelayakan yang komprehensif, hasil analisis akan lebih mudah dipertanggungjawabkan.

Evaluasi Hasil Model Penelitian di SmartPLS

Tahap terakhir adalah mengevaluasi hasil analisis model penelitian. Hasil ini akan memberikan gambaran apakah hubungan antar variabel sesuai dengan teori atau tidak. Evaluasi hasil melibatkan interpretasi terhadap output SmartPLS secara mendalam. Peneliti harus menjelaskan arah hubungan, nilai signifikansi, serta kekuatan pengaruh variabel.

Di tahap ini, peneliti juga harus mengaitkan hasil temuan dengan teori yang digunakan. Jika hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan, maka teori yang diajukan dalam hipotesis terbukti secara empiris. Namun jika tidak signifikan, peneliti harus menjelaskan alasan mungkin terjadinya hal tersebut, seperti adanya variabel lain yang memengaruhi, kualitas instrumen, atau kondisi responden.

Evaluasi juga mencakup pembahasan mengenai kontribusi model terhadap penelitian sebelumnya. Peneliti harus mampu menyampaikan perbedaan dan persamaan hasil penelitian dengan studi terdahulu. Hal ini penting sebagai bagian dari diskusi akademik yang lebih komprehensif.

Baca Juga: Hipotesis SmartPLS dalam Analisis PLS-SEM

Kesimpulan

Membuat model penelitian di SmartPLS melibatkan proses konseptual yang kuat, mulai dari menentukan variabel, menyusun indikator, hingga merancang diagram analisis. SmartPLS memberikan kemudahan melalui tampilan visual yang intuitif serta output komprehensif yang mendukung uji hubungan antar variabel. Dengan memahami setiap tahap mulai dari penyusunan hingga pengujian model, peneliti dapat menghasilkan analisis yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Ketahui lebih banyak informasi terbaru dan terlengkap mengenai skripsi dengan mengikuti terus artikel dari Skripsi Malang. Dapatkan juga bimbingan eksklusif untuk skripsi dan tugas akhir bagi Anda yang sedang menghadapi masalah dalam penyusunan skripsi dengan menghubungi Admin Skripsi Malang sekarang juga! Konsultasikan kesulitan Anda dan raih kelulusan studi lebih cepat.

This will close in 20 seconds