Desain penelitian ADDIE merupakan salah satu model pengembangan yang banyak digunakan dalam penelitian pendidikan, khususnya yang berfokus pada pengembangan media, modul, atau produk pembelajaran. Model ini terdiri dari lima tahap utama: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Setiap tahap saling berurutan dan membentuk alur sistematis dalam menghasilkan produk yang siap diuji dan diterapkan.
Model ADDIE digunakan karena mampu memberikan kerangka kerja yang jelas, mulai dari proses penemuan masalah hingga evaluasi efektivitas produk. Peneliti dapat mengikuti tahapannya secara runtut untuk memastikan bahwa produk yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun tujuan pembelajaran. Selain itu, ADDIE memudahkan peneliti dalam melakukan dokumentasi setiap langkah sehingga laporan penelitian menjadi lebih terstruktur.
Dalam penelitian, ADDIE biasanya diterapkan ketika tujuan utama penelitian adalah mengembangkan suatu produk pembelajaran, bukan hanya menganalisis fenomena. Oleh karena itu, model ini sering ditemukan dalam penelitian pengembangan (Research and Development atau R&D) dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Penggunaannya memberikan bantuan besar bagi peneliti dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Secara umum, desain penelitian ADDIE menawarkan fleksibilitas yang cukup tinggi. Peneliti dapat menyesuaikan proses dalam setiap tahap sesuai kebutuhan lapangan, kondisi sekolah, atau karakteristik peserta didik. Inilah yang membuat ADDIE menjadi salah satu model yang paling populer dalam penelitian pendidikan modern.
Baca Juga: Memahami Metode Analisis Secara Menyeluruh
Tahap Analysis dalam Penelitian ADDIE
Tahap pertama, yaitu Analysis, bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dasar dari penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan eksplorasi mendalam terhadap permasalahan yang ingin diselesaikan melalui produk pembelajaran. Analisis kebutuhan biasanya dilakukan melalui wawancara, observasi, atau telaah dokumen. Hasil dari analisis ini akan menjadi dasar untuk menentukan arah pengembangan.
Analisis juga mencakup identifikasi karakteristik peserta didik. Peneliti perlu memahami tingkat kemampuan, gaya belajar, serta hambatan yang mungkin mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan demikian, produk yang dikembangkan tidak hanya relevan secara materi, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir.
Selain itu, analisis konteks pembelajaran menjadi bagian penting dalam tahap ini. Peneliti melihat kondisi sekolah, ketersediaan sarana, kebijakan, hingga dukungan guru. Semua informasi ini akan mempengaruhi keputusan desain di tahap berikutnya.
Peneliti juga mengevaluasi materi pelajaran yang ingin dikembangkan. Materi yang terlalu kompleks atau terlalu sederhana akan memengaruhi kualitas produk. Karena itu, peneliti harus memilih dan mengorganisasi materi secara tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Tahap analisis berfungsi sebagai fondasi utama dari keseluruhan rangkaian ADDIE. Jika tahap ini dilakukan secara kurang mendalam, maka tahapan berikutnya berpotensi tidak berjalan optimal.
Proses Design dalam Model ADDIE
Tahap Design merupakan proses merancang rancangan awal dari produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini peneliti menyusun struktur isi, tampilan, alur, metode penyajian, hingga strategi pembelajaran yang akan digunakan. Hasil dari tahap ini biasanya berbentuk blueprint atau rancangan visual produk.
Dalam proses perancangan, beberapa komponen penting perlu disiapkan, seperti tujuan pembelajaran, indikator keberhasilan, rancangan evaluasi, hingga pemilihan media. Perancangan ini harus disesuaikan dengan temuan pada tahap analisis agar produk benar-benar menjawab kebutuhan yang ditemukan sebelumnya.
Tahap desain juga mempertimbangkan aspek estetika dan interaktivitas jika produk berbentuk media digital. Peneliti merancang bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk, termasuk navigasi, format tampilan, penggunaan warna, dan elemen grafis lainnya. Desain yang baik akan membantu meningkatkan minat dan efektivitas pembelajaran.
Rancangan desain dalam ADDIE tidak bersifat final. Tahap ini masih dapat direvisi ketika masuk ke tahap pengembangan jika ditemukan hambatan teknis atau ketidaksesuaian dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, fleksibilitas menjadi kunci utama dalam proses perancangan.
Dengan selesainya tahap desain, peneliti memiliki pedoman jelas untuk mengembangkan produk di tahap berikutnya. Dokumen desain ini biasanya menjadi lampiran penting dalam laporan penelitian.
Tahap Development dan Implementation
Tahap Development merupakan proses mengubah rancangan desain menjadi produk nyata. Pada tahap ini peneliti mulai membuat media, modul, bahan ajar, aplikasi, atau produk pembelajaran lainnya. Selama tahap ini berlangsung, peneliti sering melakukan uji coba kecil dan revisi sesuai temuan.
Beberapa poin yang biasanya dilakukan pada tahap ini meliputi:
-
Pembuatan media berdasarkan blueprint desain
-
Penyusunan materi secara lengkap
-
Menambahkan elemen visual, audio, atau interaktif
-
Uji coba awal (alpha test) kepada ahli materi atau ahli media
-
Perbaikan sesuai saran para ahli
Setelah produk dianggap layak, tahap berikutnya adalah Implementation. Tahap ini dilaksanakan dengan menerapkan produk pembelajaran secara langsung kepada peserta didik di lingkungan nyata seperti kelas atau laboratorium. Tujuannya adalah mengetahui bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk dan apakah produk efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Poin yang dilakukan dalam implementation biasanya mencakup:
-
Penggunaan produk dalam kegiatan pembelajaran
-
Observasi perilaku dan hasil belajar peserta didik
-
Pengumpulan respon pengguna melalui angket atau wawancara
-
Dokumentasi proses penggunaan
Tahap implementasi memberikan gambaran nyata mengenai keberhasilan penggunaan produk di lapangan. Data yang diperoleh akan menjadi dasar untuk evaluasi pada tahap berikutnya.
Tahap Evaluation dalam Desain ADDIE
Tahap Evaluation merupakan tahap akhir yang menentukan kualitas akhir dari produk yang dikembangkan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah produk memenuhi tujuan pembelajaran dan kebutuhan pengguna. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh, baik sebelum maupun setelah implementasi.
Evaluasi formatif biasanya dilakukan sepanjang proses pengembangan. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan masukan dari ahli maupun pengguna awal untuk memastikan bahwa produk dapat berjalan dengan baik. Proses ini membantu mencegah kesalahan besar pada tahap implementasi.
Setelah produk diterapkan di lapangan, peneliti melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas produk melalui analisis data yang diperoleh dari tes hasil belajar, angket kepuasan peserta didik, maupun wawancara guru. Semua data ini digunakan untuk mengukur dampak nyata dari produk yang dikembangkan.
Hasil evaluasi dapat berupa rekomendasi revisi atau penyempurnaan produk. Dalam beberapa kasus, produk mungkin perlu dikembangkan ulang untuk memenuhi standar pembelajaran. Oleh karena itu, tahap evaluasi menjadi sangat penting dalam menjaga kualitas akhir produk.
Dengan selesainya tahap evaluasi, peneliti dapat menyimpulkan tingkat keberhasilan penelitian pengembangan dan memberikan laporan yang lengkap mengenai seluruh proses ADDIE.
Contoh Penerapan ADDIE dalam Penelitian Pendidikan
Model ADDIE sangat sering digunakan dalam penelitian pendidikan karena dinilai sistematis dan mudah diterapkan. Banyak penelitian menggunakan model ini untuk mengembangkan media pembelajaran digital, modul cetak, video pembelajaran, hingga aplikasi berbasis web. ADDIE membantu peneliti melakukan pengembangan secara terstruktur.
Dalam praktiknya, peneliti biasanya memulai dengan menemukan masalah pembelajaran yang muncul di kelas, seperti rendahnya motivasi belajar atau kurangnya media pendukung. Dengan menggunakan ADDIE, peneliti dapat merancang produk yang mampu memecahkan masalah tersebut dan menguji efektivitasnya. Model ini memberikan alur kerja yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
Produk yang dikembangkan menggunakan model ADDIE umumnya memiliki kualitas lebih baik karena melalui proses validasi ahli dan uji coba lapangan. Hal ini membuat penelitian dengan desain ADDIE sangat populer dalam konteks inovasi pendidikan.
Baca Juga: Pemahaman Dasar tentang Apa Itu Desain Penelitian
Kesimpulan
Desain penelitian ADDIE merupakan model pengembangan sistematis yang terdiri dari lima tahap: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Model ini membantu peneliti menghasilkan produk pembelajaran yang terstruktur dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Melalui tahapan yang runtut, ADDIE memastikan bahwa setiap langkah pengembangan dapat dipertanggungjawabkan dan dievaluasi dengan baik. Hal ini membuatnya menjadi salah satu model penelitian pengembangan yang paling sering digunakan dalam pendidikan.
Dengan penerapan yang tepat, ADDIE mampu menghasilkan produk pembelajaran yang efektif, berkualitas, dan memiliki dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik.
Ketahui lebih banyak informasi terbaru dan terlengkap mengenai skripsi dengan mengikuti terus artikel dari Skripsi Malang. Dapatkan juga bimbingan eksklusif untuk skripsi dan tugas akhir bagi Anda yang sedang menghadapi masalah dalam penyusunan skripsi dengan menghubungi Admin Skripsi Malang sekarang juga! Konsultasikan kesulitan Anda dan raih kelulusan studi lebih cepat.


