Menyusun Skripsi Humaniora Kajian Komunikasi: Panduan Santai Tapi Serius

Menyusun Skripsi Humaniora Kajian Komunikasi: Panduan Santai Tapi Serius

Bagi Anda yang sedang memasuki tahap akhir dalam perjalanan akademik, selamat datang di fase yang penuh tantangan sekaligus peluang: menyusun skripsi. Khususnya bagi mahasiswa jurusan humaniora yang tertarik pada kajian komunikasi, proses ini bukan sekadar menyelesaikan tugas akhir. Ini juga merupakan momen untuk merefleksikan, memahami, dan menganalisis dinamika komunikasi dalam kehidupan sosial dan budaya. Artikel ini hadir sebagai panduan awal yang membantu Anda merancang skripsi secara lebih terarah. Pendekatannya sistematis, reflektif, dan tentu saja relevan dengan realitas kontemporer.

Penyusunan skripsi di bidang komunikasi dalam ranah humaniora membuka ruang luas untuk mengeksplorasi isu-isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Topiknya bisa meliputi budaya digital, media sosial, komunikasi antarbudaya, representasi gender, hingga wacana politik dalam media. Maka dari itu, penting untuk menyikapi proses ini dengan sikap yang seimbang. Serius namun tidak tegang, kritis namun tetap terbuka, dan akademis tanpa kehilangan sentuhan personal. Ingatlah bahwa skripsi bukan hanya soal memenuhi kewajiban kurikulum. Ini juga merupakan proses pembentukan identitas intelektual dan keterampilan berpikir kritis yang akan berguna di dunia pasca-kampus.

Baca Juga: Memahami Studi Kasus dalam Skripsi Humaniora: Panduan Lengkap bagi Mahasiswa

Apa Itu Skripsi Humaniora Kajian Komunikasi?

Sebelum lebih jauh, mari kita samakan persepsi. Skripsi humaniora adalah karya ilmiah akhir yang Anda susun sebagai syarat kelulusan dari jurusan-jurusan di rumpun ilmu humaniora seperti Ilmu Komunikasi, Sastra, Filsafat, Ilmu Budaya, dan sejenisnya. Sementara itu, kajian komunikasi adalah pendekatan yang berfokus pada cara manusia berinteraksi, menyampaikan pesan, serta membentuk makna melalui berbagai media, simbol, dan konteks.

Maka, skripsi humaniora kajian komunikasi bisa dipahami sebagai sebuah penelitian ilmiah yang mengeksplorasi dinamika komunikasi antar manusia, media, budaya, atau institusi dengan sudut pandang khas humaniora yakni mendalam, reflektif, dan penuh konteks.

Kenapa Memilih Kajian Komunikasi?

Pertanyaan penting, karena motivasi akan sangat menentukan semangat Anda selama proses menulis. Kajian komunikasi menawarkan banyak keunikan:

  1. Multidisipliner – Anda bisa menggabungkan teori budaya, semiotika, sosiologi, psikologi, hingga filsafat untuk membaca praktik komunikasi. 
  2. Dekat dengan kehidupan sehari-hari – Entah itu konten TikTok, iklan televisi, drama Korea, politik identitas di media sosial, semua bisa dikaji secara komunikatif. 
  3. Fleksibel metodologis – Anda bisa pakai pendekatan kualitatif seperti analisis wacana, studi semiotik, naratif, hingga etnografi virtual. 

Jika Anda senang mengamati, memaknai, dan mempertanyakan cara orang berkomunikasi dan membentuk dunia lewat kata, gambar, atau gesture ini bidang yang pas banget untuk digeluti.

Memilih Topik Skripsi yang “Ngomong Banget” ke Diri Anda

Ini bagian krusial dan sering bikin mahasiswa stuck. Anda nggak sendiri. Menentukan topik seringkali lebih sulit daripada menulis. Tapi, ada cara untuk menyiasatinya:

  1. Lihat minat Anda yang paling kuat
    Apakah Anda tertarik pada budaya populer, komunikasi politik, iklan, atau media sosial? Cobalah renungkan hal-hal yang sering membuat Anda penasaran, tertarik, atau bahkan kesal karena justru dari kegelisahan dan rasa ingin tahu itu sering kali muncul ide skripsi yang kuat dan relevan.
  2. Telusuri isu aktual atau fenomena baru

Misalnya, Anda bisa meneliti bagaimana para influencer membentuk kesadaran tubuh di kalangan pengikutnya, atau mengkaji bagaimana pesan-pesan politik terselip secara halus dalam sinetron maupun pertunjukan stand-up comedy.

 

  1. Uji kelayakan data dan teori
    Topik yang menarik saja tidak cukup jika tidak disertai dengan data yang relevan dan teori yang mendukung; karena tanpa fondasi tersebut, skripsi akan kehilangan kedalaman analisis. Oleh karena itu, pastikan Anda memilih topik yang tidak hanya menggugah rasa ingin tahu, tetapi juga layak diteliti secara akademik. Beberapa contoh judul yang bisa dijadikan inspirasi antara lain: “Representasi Perempuan dalam Iklan Skincare di Instagram: Analisis Semiotika Roland Barthes”, “Komunikasi Politik dalam Meme: Studi Wacana Kritis pada Pemilu 2024”, “Pembentukan Identitas Diri di Dunia Maya: Studi Etnografi Virtual pada Komunitas Cosplayer”, serta “Narasi Ketubuhan dalam Podcast Seks-Edukasi di Indonesia”.

Menyusun Rumusan Masalah yang Tajam

Kalau topik sudah mantap, saatnya merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian. Dalam skripsi humaniora kajian komunikasi, rumusan masalah biasanya bersifat eksploratif, interpretatif, dan reflektif.

Alih-alih bertanya “seberapa banyak”, Anda akan lebih sering bertanya:

  • Bagaimana representasi X dibentuk dalam media Y? 
  • Apa makna simbol-simbol yang digunakan dalam teks komunikasi Z? 
  • Bagaimana strategi komunikasi kelompok tertentu dalam menghadapi isu ABC? 

Coba uji rumusan Anda dengan pertanyaan:

  • Apakah ini bisa dianalisis secara mendalam? 
  • Apakah ini terlalu luas atau terlalu sempit? 
  • Apakah bisa dijawab dengan metode kualitatif? 

Teori, Landasan Konseptual, dan Kawan-kawannya

Humaniora bukan matematika. Maka dari itu, teori dalam skripsi humaniora tidak dipakai untuk menguji atau membuktikan sesuatu secara kuantitatif, tapi untuk membantu Anda membaca makna dari fenomena komunikasi. Beberapa teori yang sering digunakan dalam kajian komunikasi:

  • Semiotika (Barthes, Peirce) → cocok untuk menganalisis simbol, tanda, iklan, visual. 
  • Analisis Wacana (Fairclough, Foucault, van Dijk) → untuk mengkaji relasi kuasa dalam bahasa dan komunikasi. 
  • Teori Media Baru → untuk membedah fenomena digital, media sosial, algoritma. 
  • Teori Identitas, Gender, dan Representasi (Hall, Butler) → saat membahas isu sosial dan budaya. 

Pilih teori yang bukan cuma keren didengar, tapi benar-benar relevan dengan objek Anda. Pastikan juga Anda paham cara mengaplikasikannya, bukan cuma sekadar menyebut nama-nama besar.

Metodologi: Bagaimana Anda Menjelajah Makna

Metode dalam skripsi humaniora kajian komunikasi umumnya kualitatif. Beberapa metode populer yang bisa Anda pilih:

  1. Analisis Semiotika – Menafsir tanda dan simbol dalam teks komunikasi. 
  2. Analisis Wacana Kritis – Menggali ideologi dan kekuasaan dalam bahasa. 
  3. Studi Naratif – Menelusuri cerita atau narasi yang dibentuk oleh individu atau institusi. 
  4. Etnografi Virtual – Mengamati praktik komunikasi di dunia maya atau komunitas online. 
  5. Studi Kasus – Mendalami satu kasus atau peristiwa secara intensif dan mendalam. 

Yang paling penting adalah, metode Anda harus bisa menjawab rumusan masalah. Jangan terjebak pada metode yang rumit tapi tidak relevan.

Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dalam skripsi humaniora kajian komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti observasi (baik langsung maupun daring), wawancara mendalam, dokumentasi dan studi pustaka, serta analisis konten terhadap media, iklan, teks, atau film. Pada tahap ini, Anda dituntut untuk bersikap jeli, teliti, dan peka terhadap makna yang tersembunyi di balik pesan komunikasi. Perlu diingat, dalam kajian humaniora, komunikasi bukan hanya soal “apa yang dikatakan”, tetapi juga mencakup “bagaimana”, “oleh siapa”, dan “untuk siapa” pesan itu disampaikan. Saat menganalisis data, jangan ragu untuk menafsirkan karena di sanalah letak kekuatan utama peneliti humaniora: memberi makna yang mendalam, bukan sekadar mencatat fakta yang tampak di permukaan.

Hasil dan Pembahasan: Di Sini Letak “Daging”-nya

Bagian analisis merupakan klimaks dari skripsi Anda, tempat di mana semua teori, data, dan metode yang telah dikumpulkan bertemu dan menghasilkan pemahaman yang utuh. Dalam menyusun bagian ini, penting untuk menyajikan temuan secara tematik atau berdasarkan pola-pola yang muncul dari data. Gunakan kutipan langsung atau potongan data yang relevan untuk memperkuat analisis, dan selalu hubungkan temuan tersebut dengan teori yang Anda gunakan. Jangan ragu untuk menafsirkan secara kritis, asalkan interpretasi Anda memiliki dasar yang kuat dari data dan literatur yang mendukung.

Sebagai contoh, jika Anda menganalisis iklan skincare, Anda mungkin menemukan bahwa iklan tersebut secara konsisten menampilkan perempuan dengan kulit putih, muda, dan mulus sebagai gambaran kecantikan ideal. Dari temuan ini, Anda bisa mengembangkan pembahasan yang lebih dalam mengenai makna di balik representasi tersebut, seperti bagaimana iklan turut mereproduksi ideologi patriarki, mendukung logika kapitalisme konsumtif, atau memperkuat standar kecantikan global yang eksklusif. Pendekatan kritis ini memungkinkan Anda tidak hanya menjelaskan apa yang terlihat, tetapi juga membongkar struktur makna dan kekuasaan yang tersembunyi di baliknya.

Baca Juga: Penjelasan skripsi antropologi

Kesimpulan

Simpulan skripsi bukan sekadar ringkasan, melainkan jawaban akhir atas rumusan masalah dan bukti kontribusi Anda, yang juga dapat membuka peluang untuk penelitian lanjutan. Refleksi pribadi akan menambah kedalaman makna tulisan Anda. Jangan tunggu sempurna tulis dulu, revisi kemudian; proses ini akan lebih ringan jika Anda berdiskusi dengan teman atau dosen pembimbing. Menulis skripsi humaniora dengan kajian komunikasi adalah perjalanan intelektual yang mengasah kepekaan terhadap dunia dan sesama. Maka, nikmati setiap langkahnya, mulai dari satu paragraf hari ini, karena cara pandang Anda sebagai calon sarjana humaniora sangat dibutuhkan dunia.

Bagi Anda yang sedang menghadapi tantangan dalam menyusun skripsi atau penelitian di bidang pendidikan, kami menyediakan jasa pembuatan skripsi yang profesional dan terpercaya. Dapatkan bimbingan terbaik untuk memastikan skripsi Anda berkualitas dan sesuai dengan standar akademik. Hubungi Skripsi Malang sekarang untuk konsultasi dan bantuan lebih lanjut!

Penulis: Ani Fitriya Ulfa

This will close in 20 seconds