Skripsi humaniora dan media sosial Membaca Manusia

Skripsi Humaniora dan Media Sosial: Membaca Manusia di Dunia Digital

Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana kehidupan manusia berubah sejak kehadiran media sosial? Dulu, untuk menyampaikan pendapat, kita harus menulis surat atau berdiskusi langsung. Kini, satu klik di Instagram, TikTok, atau Twitter bisa menggemakan suara ke seluruh dunia. Di sinilah kajian humaniora dan media sosial bertemu dalam satu simpul penting membaca manusia lewat platform digital. Media sosial tidak hanya menciptakan cara baru dalam berkomunikasi, tetapi juga melahirkan budaya baru: dari cara kita memaknai diri dan orang lain, membentuk komunitas virtual, hingga bagaimana kita menanggapi isu-isu politik, gender, atau lingkungan. Dalam konteks ini, media sosial bisa dilihat sebagai teks budaya yang sarat makna, yang menunggu untuk dikaji secara kritis melalui lensa humaniora.

Jika Anda sedang menyusun skripsi dan berasal dari rumpun humaniora,  Media sosial bukan sekadar alat komunikasi, melainkan ruang budaya, arena wacana, dan ladang makna baru yang layak dikaji dari berbagai sudut pandang humaniora: filsafat, sastra, budaya, sejarah, dan etika. Anda bisa mengeksplorasi banyak topik, seperti representasi identitas di Instagram, narasi trauma di Twitter, penggunaan bahasa dalam meme, atau bahkan analisis algoritma dari sudut pandang etika digital. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas bagaimana menulis skripsi humaniora dengan fokus pada media sosial. Mulai dari alasan memilih topik ini, teori yang bisa dipakai, hingga contoh judul dan strategi menulis yang tepat.

Baca Juga: Skripsi Humaniora Pendekatan Intertekstualitas: Menemukan Jalinan Makna di Balik Teks

Mengapa Media Sosial Menjadi Objek Kajian Humaniora?

Media sosial bukan lagi sekadar hiburan. Ia adalah ruang eksistensial manusia modern. Orang membentuk identitas, menyuarakan opini, memperjuangkan hak, bahkan membangun karier lewat media sosial. Di sinilah humaniora berperan penting—membaca nilai, makna, dan pengalaman manusia di balik layar digital. Alasan mengapa media sosial penting dalam kajian humaniora:

  1. Representasi Diri dan Identitas Digital: Orang menampilkan “versi terbaik” dirinya di Instagram, membentuk persona di Twitter, dan berekspresi kreatif di TikTok. Identitas di media sosial adalah bahan kajian yang sangat kaya. 
  2. Wacana Budaya dan Politik: Dari gerakan sosial (#BlackLivesMatter, #MeToo, hingga #PercumaLaporPolisi), media sosial menjadi arena perubahan sosial. Kajian humaniora dapat menganalisis bahasa, simbol, dan strategi di balik gerakan ini. 
  3. Produksi dan Konsumsi Makna: Meme, caption, emoji, dan hashtag adalah teks-teks digital yang penuh makna. Semiotika dan studi budaya sangat cocok untuk membaca ini. 
  4. Etika dan Privasi Digital: Kajian filsafat dan etika bisa mengulik isu seperti perundungan siber, hoaks, dan penggunaan data pribadi. 
  5. Transformasi Komunikasi dan Sastra: Dari puisi Instagram hingga cerita bersambung di thread Twitter, bentuk-bentuk ekspresi sastra dan budaya juga berubah. 

Apa Itu Skripsi Humaniora dan Media Sosial?

Penelitian ilmiah yang menjadikan media sosial sebagai objek kajian dengan pendekatan khas humaniora yang reflektif, interpretatif, kritis, dan kontekstual. Berbeda dengan skripsi di bidang ilmu komunikasi atau psikologi yang cenderung kuantitatif, skripsi humaniora lebih menekankan pada pemahaman mendalam terhadap makna, simbol, dan pengalaman manusia yang terepresentasi dalam ruang digital. Contoh objek kajiannya bisa meliputi unggahan media sosial, tagar populer, tren digital, narasi visual, atau representasi identitas dalam platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter.

  • Konten video TikTok dengan tema feminisme 
  • Wacana politik dalam akun Twitter aktivis 
  • Representasi budaya lokal di Instagram seniman muda 
  • Gerakan sosial di media sosial dan konstruksi identitas kolektif 
  • Komentar netizen terhadap peristiwa budaya/populer 

Pendekatan dan Teori yang Bisa Digunakan

Agar skripsi Anda kuat secara teoritis, berikut beberapa pendekatan humaniora yang relevan untuk mengkaji media sosial:

  1. Studi Budaya (Cultural Studies)

Teori ini memandang media sosial sebagai ruang produksi makna budaya. Anda bisa memakai konsep representasi dari Stuart Hall, teori hegemoni dari Gramsci, atau budaya populer dari John Fiske.

  1. Semiotika

Analisis tanda dan simbol dalam media sosial: dari caption, emoji, gesture tubuh dalam video, hingga filter yang dipakai. Roland Barthes atau Charles Sanders Peirce bisa jadi rujukan utama.

  1. Kajian Gender

Menganalisis bagaimana identitas gender dibentuk, dikonstruksi, atau dilawan di media sosial. Misalnya, fenomena “girlboss”, “toxic masculinity”, atau kampanye body positivity.

  1. Filsafat dan Etika Digital

Membahas isu moral, privasi, dan eksistensialitas manusia di ruang digital. Tokoh seperti Michel Foucault, Hannah Arendt, hingga Luciano Floridi dapat dijadikan dasar reflektif.

  1. Kajian Sastra Digital

Bagi Anda yang tertarik pada sastra, bisa menganalisis bentuk-bentuk sastra baru di media sosial, seperti microfiction, puisi visual, atau thread cerita bersambung.

Contoh Judul Skripsi Humaniora dan Media Sosial

Berikut beberapa inspirasi judul yang bisa dikembangkan:

  • “Meme sebagai Wacana Politik: Studi Representasi Kekuasaan di Media Sosial Indonesia” 
  • “Body Positivity di Instagram: Kajian Representasi Perempuan dalam Budaya Digital” 
  • “Narasi Perlawanan dalam Twitter: Analisis Gerakan #ReformasiDikorupsi” 
  • “Estetika Puisi Visual di Instagram: Kajian Sastra Digital” 
  • “Media Sosial sebagai Ruang Eksistensial: Kajian Filsafat terhadap Fenomena Curhat Online” 

Langkah Menyusun Skripsi Humaniora dan Media Sosial

Berikut tahapan-tahapan agar penulisan skripsi Anda lebih terarah:

  1. Pilih Topik yang Dekat dengan Kehidupan Anda

Misalnya Anda aktif di TikTok, analisislah konten yang sering Anda lihat. Topik yang dekat akan membuat Anda lebih semangat dan punya pemahaman lebih dalam.

  1. Tentukan Pertanyaan Penelitian

Contohnya, Anda bisa meneliti bagaimana wacana perempuan ditampilkan dalam konten TikTok edukatif atau mengeksplorasi makna simbolik di balik meme politik tentang pemilu. Kajian semacam ini memungkinkan analisis mendalam terhadap representasi, ideologi, dan pesan sosial yang tersembunyi di balik bentuk-bentuk komunikasi digital populer.

  1. Pilih Teori dan Pendekatan

Sesuaikan dengan jenis objek. Untuk analisis konten, semiotika cocok. Untuk isu sosial, gunakan cultural studies atau gender studies.

  1. Kumpulkan dan Seleksi Data

Data Anda bisa berupa unggahan video, komentar, thread Twitter, atau tangkapan layar Instagram. Pilih yang paling relevan dengan pertanyaan Anda.

  1. Analisis Mendalam

Gunakan teori sebagai alat “membaca” data. Jangan hanya deskriptif, tapi reflektif dan interpretatif.

  1. Tulis dengan Gaya Humaniora

Bukan sekadar angka atau grafik. Tapi refleksi, argumentasi, dan pembacaan kritis terhadap fenomena.

Tips agar Skripsi Anda Menarik dan Bernyawa

Jangan takut menjadi subjektif dalam menulis skripsi humaniora—pengalaman dan opini pribadi justru bisa memperkaya analisis, asalkan tetap didukung dengan argumen yang kuat dan pendekatan ilmiah. Gunakan bahasa yang mengalir dan naratif, namun tetap akademik dan runut, agar tulisan Anda enak dibaca sekaligus tetap berbobot. Anda juga boleh mengangkat fenomena yang sedang tren atau viral, tetapi jangan berhenti di permukaan; tugas Anda adalah menguliti makna yang lebih dalam dan membingkainya secara kritis.

Selain itu, penting untuk menunjukkan relevansi tema yang Anda angkat kenapa ini penting untuk masyarakat hari ini? Jangan hanya memilih tema yang menarik, tapi juga pastikan bermanfaat secara kultural dan intelektual. Terakhir, jangan ragu berdiskusi dengan teman atau dosen. Media sosial adalah pengalaman kolektif, dan sudut pandang orang lain sering kali membuka insight baru yang bisa memperkaya skripsi Anda.

Tantangan dan Peluang

Menulis skripsi dengan tema media sosial memang punya tantangan tersendiri. Dunia digital dipenuhi data yang melimpah, sehingga penting untuk memilih data yang fokus dan sesuai dengan tujuan riset Anda. Selain itu, perubahan tren bisa terjadi sangat cepat, bahkan dalam semalam, jadi pastikan data yang Anda gunakan tetap relevan saat proses penulisan. Tantangan lainnya adalah keterbatasan sumber teori, karena banyak fenomena baru yang belum banyak dikaji. Namun, hal ini justru menjadi peluang bagi Anda untuk memberikan kontribusi orisinal dalam kajian humaniora.

Di sisi lain, menulis skripsi tentang media sosial menawarkan peluang yang besar. Topik yang Anda angkat sangat relevan dengan realitas saat ini dan memungkinkan Anda mengaitkannya dengan isu sosial yang sedang ramai dibicarakan. Lebih dari itu, skripsi Anda juga berpotensi dikembangkan menjadi karya populer, artikel opini, atau bahkan konten digital yang berdampak luas di luar ruang akademik.

Baca Juga: Menyusun Skripsi Humaniora Kajian Urban Studies: Membaca Kota, Meraba Makna

Kesimpulan 

Skripsi bukan hanya soal kelulusan, melainkan latihan berpikir kritis, reflektif, dan kreatif. Dengan memilih tema skripsi humaniora dan media sosial, Anda sedang belajar membaca dunia dunia yang kini semakin digital, cepat, dan dinamis. Sebagai mahasiswa humaniora, Anda punya peran penting: menjadi pembaca realitas, pengurai makna, dan penyampai wacana alternatif. Jangan biarkan dunia digital hanya dibaca dari sisi teknologinya saja; bacalah dari sisi kemanusiaannya di sanalah skripsi Anda akan bersinar. Jadi, sudah siap menulis skripsi yang bukan hanya menyelesaikan studi, tapi juga memahami zaman?

Bagi Anda yang sedang menghadapi tantangan dalam menyusun skripsi atau penelitian di bidang pendidikan, kami menyediakan jasa pembuatan skripsi yang profesional dan terpercaya. Dapatkan bimbingan terbaik untuk memastikan skripsi Anda berkualitas dan sesuai dengan standar akademik. Hubungi Skripsi Malang sekarang untuk konsultasi dan bantuan lebih lanjut!

Penulis: Ani Fitriya Ulfa

This will close in 20 seconds