Chi square adalah sebuah uji yang sudah banyak digunakan pada tabel kontingensi, untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang berasal dari sampel yang berbeda atau hubungan tersebut saling independen atau kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.
3 Keterbatasan Penggunaan Chi-Square
Selain itu, terdapat pula keterbatasan yang dimiliki oleh Chi square yaitu:
- Sensitif terhadap banyaknya sampel yang dipakai
Penggunaan uji ini bisa menjadi kurang akurat jika terdapat nilai frekuensi harapan kurang dari lima pada sel tabel kontingensi. Bahkan uji ini tidak dapat digunakan jika frekuensi harapan kurang dari lima terdapat lebih dari 20% dari total sel yang ada.
Hal tersebut membuktikan bahwa uji Chi square baik digunakan pada jumlah sampel yang cukup besar dan tidak efektif jika diterapkan untuk jumlah sampel kecil. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penggabungan kolom atau baris untuk meniadakan nilai frekuensi harapan yang kurang dari 5 dapat dilakukan jika penggabunggan tersebut tidak merancukan makna dari klasifikasi yang ada di tabel. Maka bisa dikatakan bahwa penggabungan tersebut bisa dilakukan jika masih masuk akal dan memiliki makna. Misalnya saja klasifikasi tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi bisa dilakukan penggabungan klasifikasi SD, SMP, dan minimal SMA.
Dari contoh di atas dilakukan penggabungan klasifikasi antara SMA dan Perguruan Tinggi menjadi minimal SMA. Penggabungan tersebut juga hanya berlaku untuk tabel kontingensi yang bukan 2*2, untuk tabel kontingensi tabel 2*2 dapat menggunakakn uji exact fisher. Bahkan Cohran merekomendasikan untuk menggunakan uji exact fisher untuk tabel kontingensi 2*2 apabila jumlah sampelnya kurang dari 20 atau kurang dari 40 dan terdapat frekuensi harapan yang kurang dari 5.
- Uji Chi-Square hanya memberikan informasi tentang ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel
Uji ini tidak membeirkan informasi tentang besarnya hubungan yang ada antara dua variabel serta bagaimana arah hubungan yang ada. Jadi diperlukan adanya suatu alat analisis sebagai informasi tambahan yang akan mendukung analisis menggunakan uji Chi square. Anda bisa menggunakan Odds Ratio dan Relative Risk untuk mengetahui hubungan dua varibel tersebut. Kedua alat tersebut bisa memberikan informasi tentang arah hubungan yang ada dari kedua varibel.
- Uji Chi-Square hanya bagus digunakan untuk skala data nominal untuk kedua variabel yang diuji
Uji ini lemah jika digunakan pada variabel dengan skala ordinal. Uji Chi square juga bergantung pada jumlah marginal dan bukan pada pengurutan dari baris serta kolom. Sehingga, pengubahan urutan dari baris atau kolom tidak akan mengubah nilai dari uji yang diperoleh. Dengan kata lain, uji ini memperlakukan klasifikasi yang ada pada kolom dan baris sebagai nominal. Dengan demikian, apabila terdapat dari salah satu variabel yang terdapat skla ordinal sebaiknya Anda gunakan uji lain seperti koefisien gamma.
Konsultasi Olah Data Malang | Jasa Pembuatan Skripsi Kuantitatif Malang